Pendidikan
merupakan sarana utama untuk mensukseskan pembangunan nasional, karena dengan
pendidikan diharapkan dapat mencetak sumber daya manusia berkualitas yang
dibutuhkan dalam pembangunan. Peran pendidikan dalam masyarakat adalah
meningkatkan peranan mereka sebagai warga masyarakat, baik yang berkaitan
dengan kewajiban maupun dengan hak mereka. Dalam rangka pendidikan seumur hidup
misalnya, warga belajar bisa belajar tentang apa saja sesuai dengan minat dan
bakat mereka, sehingga pemahaman, keterampilan tertentu, dan sikap mereka
semakin meningkat. Hal ini membuat mereka merasa semakin mantap sebagai warga
negara (Made Pidarta, 1997 : 170)
Dalam
konteks pendidikan, kurikulum merupakan suatu elemen penting yang menentukan
kuatnya pengaruh pendidikan. Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu rancangan
pendidikan. Sebagai suatu rancangan, kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil
pendidikan. Kita maklumi bahwa pendidikan merupakan usaha mempersiapkan peserta
didik untuk terjun ke lingkungan masyarakat. Pendidikan bukan hanya untuk
pendidikan semata, namun memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta
nilai-nilai untuk hidup, bekerja dan mencapai perkembangan lebih lanjut di
masyarakat. Unsur - unsur dalam kurikulum disusun berdasarkan landasan-landasan
pengembangan kurikulum yang telah ada, salah satunya sosial budaya.
Israel
Scheffer (Nana Syaodih Sukmadinata, 1997) mengemukakan bahwa melalui pendidikan
manusia mengenal peradaban masa lalu, turut serta dalam peradaban sekarang dan
membuat peradaban masa yang akan datang. Dengan demikian, kurikulum yang
dikembangkan sudah seharusnya mempertimbangkan, merespons dan berlandaskan pada
perkembangan sosial – budaya dalam suatu masyarakat, baik dalam konteks lokal,
nasional maupun global. Namun, seperti yang kita ketahui saat ini, sosial
budaya selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu, seiring dengan
perkembangan zaman yang pesat, baik itu secara cepat (revolusi) maupun lambat
(evolusi). Hal lain yang penting adalah peserta didik. Peserta didik berasal dari
masyarakat, mendapatkan pendidikan baik formal maupun informal dalam lingkungan
masyarakat dan diarahkan bagi kehidupan masyarakat pula. Kehidupan masyarakat,
dengan segala karakteristik dan kekayaan budayanya menjadi landasan dan
sekaligus acuan bagi pendidikan. Hal ini pun berdampak pada dunia pendidikan,
salah satunya pengembangan kurikulum yang terus menerus dilakukan.
Pengembangan
kurikulum adalah sebuah proses yang merencanakan, menghasilkan suatu alat yang
lebih baik dengan didasarkan pada hasil penilaian terhadap kurikulum yang telah
berlaku, sehingga dapat memberikan kondisi belajar mengajar yang baik. Dengan
kata lain pengembangan kurikulum adalah kegiatan untuk menghasilkan kurikulum
baru melalui langkah-langkah penyusunan kurikulum atas dasar hasil penilaian
yang dilakukan selama periode waktu tertentu.
Dalam
prinsip pengembangan kurikulum, terdapat salah satu prinsip, yaitu prinsip
eksternal relevansi, yang artinya bahwa kurikulum harus sesuai dengan tuntutan
dan kebutuhan masyarakat baik pada masa kini maupun pada masa yang akan datang.
Dengan pendidikan, melalui kurikulum, diharapkan lahir manusia-manusia yang
bermutu, mengerti, dan mampu membangun masyarakat. Oleh sebab itu, tujuan, isi,
maupun proses kurikulum harus disesuaikan dengan kondisi, karakteristik,
kekayaan dan perkembangan sosial budaya masyarakat.
Masyarakat
adalah suatu kelompok individu yang diorganisasikan mereka sendiri ke dalam
kelompok - kelompok berbeda, atau suatu kelompok individu yang terorganisir
yang berpikir tentang dirinya sebagai suatu yang berbeda dengan kelompok atau
masyarakat lainnya. Tiap masyarakat mempunyai kebudayaan sendiri-sendiri.
Dengan demikian, yang membedakan masyarakat satu dengan masyarakat yang lainnya
adalah kebudayaan. Hal ini mempunyai implikasi bahwa apa yang menjadi keyakinan
pemikiran seseorang, dan reaksi seseorang terhadap lingkungannya sangat
tergantung kepada kebudayaan dimana ia hidup.
Menurut Daud
Yusuf (1982), terdapat tiga sumber nilai yang ada dalam masyarakat untuk
dikembangkan melalui proses pendidikan, yaitu: logika, estetika, dan etika.
Logika adalah aspek pengetahuan dan penalaran, estetika berkaitan dengan aspek
emosi atau perasaan, dan etika berkaitan dengan aspek nilai.
Ilmu
pengetahuan dan kebudayaan adalah nilai-nilai yang bersumber pada logika
(pikiran). Kemajuan ilmu pengetahuan dan kebudayaan ini makin meningkat dan
tuntutan hidup pun akan semakin tinggi. Maka di sinilah peran penting kurikulum
sebagai unsur penting pendidikan harus mampu menjawab tantangan tuntutan hidup
yang tinggi dalam masyarakat, bukan hanya dari isi kurikulumnya, tetapi juga
dari aspek pelaksanaan dan pendekatannya.
Pengembangan
kurikulum hendaknya memperhatikan kebutuhan masyarakat dan perkembangan
masyarakat. Tyler (1946), Taba (1963), Tanner dan Tanner (1984) menyatakan
bahwa tuntutan masyarakat adalah salah satu dasar dalam pengembangan kurikulum.
Calhoun, Light, dan Keller (1997) memaparkan tujuan fungsi sosial pendidikan,
yaitu:
1) Mengajar
keterampilan.
2)
Mentransmisikan budaya.
3) Mendorong
adaptasi lingkungan.
4) Membentuk
kedisiplinan.
5) Mendorong
bekerja berkelompok.
6)
Meningkatkan perilaku etik, dan
7) Memilih
bakat dan memberi penghargaan prestasi [6]
Perubahan
sosial budaya, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam suatu
masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung akan mengubah kebutuhan
masyarakat. Kebutuhan masyarakat juga dipengaruhi oleh kondisi masyarakat itu
sendiri. Masyarakat kota berbeda dengan masyarakat desa, masyarakat tradisional
berbeda dengan masyarakat modern.
Adanya
perbedaan antara masyarakat satu dengan masyarakat lainnya sebagian besar
disebabkan oleh kualitas individu-individu yang menjadi anggota masyarakat
tersebut. Di sisi lain, kebutuhan masyarakat pada umumnya juga berpengaruh
terhadap individu-individu sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu
pengembangan kurikulum yang hanya berdasarkan pada keterampilan dasar saja
tidak akan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat modern yang bersifat teknologis
dan mengglobal. Akan tetapi pengembangan kurikulum juga harus ditekankan pada
pengembangan individu dan keterkaitannya dengan lingkungan sosial setempat.
Kebudayaan
dapat diartikan sebagai keseluruhan ide atau gagasan, cita-cita, pengetahuan,
kepercayaan, cara berpikir,kesenian,dan nilai yang telah disepakati oleh
masyarakat. Faktor kebudayaan merupakan bagian yang penting dalam pengembangan
kurikulum dengan pertimbangan:
1) Individu
lahir tidak berbudaya, baik dalam hal kebiasaan, cita-cita, sikap, pengetahuan,
keterampilan, dan sebagainya. Semua itu dapat diperoleh individu melalui
interaksi dengan lingkungan budaya, keluarga, masyarakat sekitar, dan
sekolah/lembaga pendidikan. Oleh karena itu, sekolah/lembaga pendidikan
mempunyai tugas khusus untuk memberikan pengalaman kepada para peserta didik
dengan salah satu alat yang disebut kurikulum.
2) Kurikulum
pada dasarnya harus mengakomodasi aspek-aspek sosial dan budaya. Aspek
sosiologis adalah yang berkenaan dengan kondisi sosial masyarakat yang sangat
beragam, seperti masyarakat industri, pertanian, nelayan, dan sebagainya.
Pendidikan di sekolah pada dasarnya bertujuan mendidik anggota masyarakat agar
dapat hidup berintegrasi, berinteraksi dan beradaptasi dengan anggota
masyarakat lainnya serta meningkatkan kualitas hidupnya sebagai mahluk berbudaya.
Hal ini membawa implikasi bahwa kurikulum sebagai salah satu alat untuk
mencapai tujuan pendidikan harus bermuatan kebudayaan yang bersifat umum
seperti: nilai-nilai, sikap-sikap, pengetahuan, dan kecakapan.
Selain
pendidikan yang bermuatan kebudayaan yang bersifat umum di atas, terdapat pula
pendidikan yang bermuatan kebudayaan khusus, yaitu untuk aspek-aspek kehidupan
tertentu dan berkenaan dengan kelompok yang sifatnya vokasional.
Tujuan
pengembangan kurikulum muatan lokal dapat dilihat dari kepentingan nasional dan
kepentingan peserta didik. Dalam hubungannya dengan kepentingan nasional muatan
lokal bertujuan:
a.
Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan yang khas daerah.
b. Mengubah
nilai dan sikap masyarakat terhadap lingkungan ke arah yang positif.
Jika dilihat
dari sudut kepentingan peserta didik pengembangan kurikulum muatan lokal
bertujuan:
a.
Meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap lingkungannya (lingkungan alam,
sosial, dan budaya).
b.
Mengakrabkan peserta didik dengan lingkungannya sehingga mereka tidak asing
dengan lingkungannya.
c.
Menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari untuk memecahkan
masalah yang ditemukan di lingkungan sekitarnya (Umar Tirtarahardja dan La
Sula, 2000:276).
Karakteristik
sosial budaya dimana peserta didik hidup berimplikasi pada program pendidikan
yang akan dikembangkan. Kebudayaan bukan hanya berupa material belaka,
melainkan juga berupa sikap mental, cara berpikir dan kebiasaan hidup.
Kebudayaan mencakup berbagai dimensi, diantaranya keluarga, pendidikan,
politik, ekonomi, sosial, teknologi, dan rekreasi. Semua dimensi tersebut
hendaknya dipertimbangkan dalam proses pengembangan kurikulum.
Bagaimana
pengaruh landasan sosial kurikulum dalam pengembangan kurikulum, mengapa dalam
penyusunan dan pengembangan kurikulum harus berlandaskan pada landasan sosial
kurikulum?
kurikulum di buat dan dikembangkan untuk semua siswa dan pada setiap siswa kehidupan sosialnya tentu berbeda-beda. aspek sosial yang mempengaruhi satu siswa dengan siswa lainnya berbeda-beda. penting paham akan hal itu sehingga perkembangan kurikulum akan sesuai. aspek sosial dewasa ini juga meliputu bagaimana perkembangan teknologi mempengaruhi kehidupan sosial. semua bisa di dapat dan diketahui menggunakan teknologi seperti internet. bahkan belajar pun tidak harus bertatap muka namun bisa di lakukan via internet.
BalasHapusLandasan sosial budaya merupakan asumsi – asumsi yang bersumber dari sosiologi dan antropologi yang dijadikan titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. Karakteristik sosial budaya dimana peserta didik hidup berimplikasi pada program pendidikan yang akan dikembangkan.
Kebudayaan bukan hanya berupa material belaka, melainkan juga berupa sikap mental, cara berpikir dan kebiasaan hidup. Kebudayaan mencakup berbagai dimensi, diantaranya keluarga, pendidikan, politik, ekonomi, sosial, teknologi, dan rekreasi. Semua dimensi tersebut hendaknya dipertimbangkan dalam proses pengembangan kurikulum.
berdasarkan sumber dikatakan bahwa landasan sosial mengacu pada bagaimana kehidupan sosial dalam keluarga,lingkungan,tempat bermain,kebiasan,cara berfikir. tentunya hal ini di perlukan dalam mengembangkan kurikulum. karna kurikulum juga harus menyesuaikan pada setiap perkembangan begitu juga perkembangan sosial dewasa ini. karna kehidupan sosial dahulu dan sekarang tentu tidak sama sehingga perlakuan dalam pembelajaran juga tidak sama.
Pengaruh landasan sosial kurikulum ini sangat penting dalam mengembangkan kurikulum.
BalasHapusKarena kehidupan masyarakat dan budaya dengan segala karakteristiknya harus menjadi landasan dan titik tolak dalam melaksanakan pendidikan. Oleh karena itu tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kondisi, karakteristik kekayaan, dan perkembangan masyarakat tersebut.
Sosiologi dalam pembahasannya mencakup secara garis besar akan perkembagan masyarakat dan budaya yang ada pada setiap ragam masyarakat yang da di Indonesia ini. Karena beraneka ragamnya budaya masyarakat yang ada di negeri ini, sehingga kurikulum dalam perumusannya juga harus menyesuaikan pada budaya masyarakat yanga akan menjadi objek pendidikan dan penerima dari hasil pendidikan tersebut.
“Dengan pendidikan, kita tidak mengharapkan muncul manusia-manusia yang lain dan asing terhadap masyarakatnya, tetapi manusia yang lebih bermutu, mengerti dan mampu membangun masyarakatnya. Oleh karena itu tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kondisi, karakteristik kekayaan, dan perkembangan masyarakat tersebut.”
Pada hakikatnya pengembangan kurikulum itu merupakan usaha untuk mencari bagaimana rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan untuk mencapai tujuan tertentu dalam suatu lembaga. Pengembangan kurikulum di arahkan pada pencapaian nilai-nilai umum, konsep-konsep, masalah dan keterampilan yang akan menjadi isi kurikulum yang disusun dengan fokus pada nilai-nilai tadi. Adapun selain berpedoman pada landasan-landasan yang ada, pengembangan kurikulum juga berpijak pada prinsip-prinsip pengembangan kurikulum. salahsatunya landasan sosial kurikulum menurut Israel Scheffer (Nana Syaodih Sukamdinata, 1997) mengemukakan bahwa melalui pendidikan manusia mengenal peradaban masa lalu, turut serta dalam peradaban sekarang dan membuat peradaban masa yang akan datang. Dengan demikian, kurikulum yang dikembangkan sudah seharusnya mempertimbankan, merespons dan berlandaskan pada perkembangan sosial-budaya dalam suatu masyarakat, baik dalam konteks lokal, nasional maupun global.
BalasHapusmengapa dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum harus berlandaskan pada landasan sosial kurikulum? karena Gagasan pemerintah untuk merealisasikan pengembangan kurikulum muatan lokal tersebut yang dimulai pada sekolah dasar, telah diwujudkan dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0412/U/1987 Tanggal 11 Juli 1987 tentang Penerapan Muatan Lokal Sekolah Dasar kemudian disusul dengan penjabaran pelaksanaannya dalam Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah No. 173/C/Kep/M/1987 Tanggal 7 Oktober 1987. Dalam sambutannya Mendikbud menyatakan: “Dalam hal ini harus diingat bahwa adanya „muatan lokal‟ dalam kurikulum bukan bertujuan agar anak terjerat dalam lingkungannya semata-mata. Semua anak berhak mendapat kesempatan guna lebih terlibat dalam mobilitas yang melampaui batas lingkungannya sendiri” (Umar Tirtarahardja dan la Sula, 2000:274).
Bagaimana pengaruh landasan sosial kurikulum dalam pengembangan kurikulum?
BalasHapusLandasan sosial budaya, adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari sosiologi dan antrofologi yang dijadikan titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. Karakterstik sosial budaya di mana peserta didik hidup berimplikasi pada program pendidikan yang akan dikembangkan.
mengapa dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum harus berlandaskan pada landasan sosial kurikulum?
karena agar tujuan dari kurikulum tercapai dalam bidang sosial.
menurut saya Landasan sosioal mengarahkan kajian mengenai kurikulum yang di kaitkan dengan masyarakat, kebudayaan, dan perkembangan ilmu pengetahuan. Ketiga hal tersebut pada hakikatnya merupakan landasan yang sangat mempengaruhi penetapan isi kurikulum. landasan pengembangan kurikulum mempunyai perannya masing-masing. dan mereka saling melengkapi satu sama lain. dengan berpedoman pada keempat landasan tersebut, maka perancangan dan pengembangan suatu bangunan kurikulum yaitu pengembangan tujuan , pengembangan isi/materi, pengembangan proses pembelajaran dan pengembangan komponen evaluasi, harus didasarkan pada keempat landasan tersebut.
BalasHapus