Implementasi menjadi perhatian pendidikan utama dimulai sekitar tahun 1980. Jutaan orang dolar dihabiskan untuk mengembangkan proyek kurikulum, terutama untuk membaca dan matematika; Masih banyak proyek yang tidak berhasil. Seymour Sarason mengemukakan bahwa banyak pendidikan reformasi telah gagal karena mereka yang bertanggung jawab atas usaha tersebut hanya memiliki sedikit atau sedikit pemahaman yang menyimpang budaya sekolah.
Sarason mencatat dua jenis pemahaman dasar yang penting untuk implementasi. Yang pertama pemahaman tentang perubahan organisasi dan bagaimana informasi dan gagasan masuk ke dunia nyata konteks. Yang kedua adalah pemahaman tentang hubungan antara kurikulum dan kelembagaan sosial konteks di mana mereka akan diperkenalkan. Pendidik harus memahami struktur sekolah, tradisi, dan hubungan kekuasaannya serta bagaimana anggota melihat diri mereka dan peran mereka. Pelaksana kurikulum yang berhasil menyadari bahwa pelaksanaannya harus menarik peserta tidak hanya secara logika, tapi juga emosional dan moral. Memang, Fullan mencatat bahwa kebanyakan guru termotivasi untuk bertindak terutama karena pertimbangan moral.
Bagaimana kita bisa meyakinkan pendidik untuk menerima dan menerapkan kurikulum? Pertama, kita bisa meyakinkan mereka bahwa menerapkan kurikulum baru akan membawa beberapa penghargaan. Kedua, kita bisa menunjukkan konsekuensi negatif dari kelambanannya-misalnya, sekolah tidak akan sesuai dengan mandat negara bagian, atau siswa akan gagal lulus tes standar. Ketiga, kita bisa menunjuk dengan cara-cara di mana kurikulum tertentu yang ingin kita terapkan serupa dengan yang ada sudah di tempat Namun, kami mungkin ingin menerapkan program baru itu sama sekali - dan bahkan lebih unggul dari yang ada.
Implementasi kurikulum yang berhasil dihasilkan dari perencanaan yang cermat, yang berfokus pada tiga faktor: orang, program, dan proses. Untuk menerapkan perubahan kurikulum, pendidik harus membuat orang mengubah beberapa kebiasaan mereka dan, mungkin, pandangan mereka. Banyak sekolah gagal untuk melaksanakan program mereka karena mereka mengabaikan faktor orang dan menghabiskan waktu dan uang hanya memodifikasi program atau proses. Namun, fokus pada program baru ini memberi orang dengan cara baru untuk memenuhi tujuan program sekolah. Proses organisasi juga penting.
Implementasi adalah penerapan suatu yang memberikan efek atau dampak. Lebih lanjut disebutkan implementasi adalah proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingg memberikan dampak baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan, ataupun nilai dan sikap.
Kemudian
implementasi kurikulum dapat juga diartikan sebagai aktualisasi kurikulum
tertulis (written curriculum) kedalam bentuk pembelajaraan. Implementasi dapat
juga diartikan sebagai pelaksanaan dan penerapan. Ada beberapa pendapat yang
dikutip dari Binti Maunah diantaranya pendapat Majone dan Wildavky (1979) yang
menegemukakan bahwa implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling
menyesuaikan (dalam pressma. dan Wildavzky, 1984). Implementasi juga dapat
diartikan sebagai suatu proses penerapan ide dan konsep. Adapun kurikulum dapat
diartikan dokumen kurikulum (kurikulum potensial). Dikemukakan juga bahwa
implementasi kurikulum merupakan proses interaksi antara fasilitator sebagai
penegembangan kurikulum, dan peserta didik sebagai subjek belajar.
Maka
implementasi kurikulum adalah penerapan, ide, konsep kurikulum potensial (dalam
bentuk dokumen kurikulum) kedalam kurikulum aktual dalam bentuk proses
pembelajaraan.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Implementasi Kurikulum
Implementasi
Kurikulum dipengaruhi oleh tiga faktor berikut.
·
Karakteristik
kurikulum; yang mencakup ruang lingkup ide baru suatu kurikulum dan
kejelasaanya bagi pengguna di lapangan.
·
Strategi
implementasi: yaitu strategi yang digunakan dalam implementasi, seperti diskusi
profesi, seminar, penataran, loka karya, penyediaan buku kurikulum, dan
kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong penggunaan kurikulum di lapangan.
·
Karakteristik
pengguna kurikulumyang meliputi pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap guru
terhadap kurikulum, serta kemampuanya untuk merealisasikan kurikulum dalam
pembelajaran.
Sejalan
dengan uraian di atas, Mars (1998) mengemukakan tiga faktor yang mempengaruhi
implementasi kurikulum, yaitu dukungan kepala sekolah, dukungan rekan sejawat
guru, dan dukungan internal yang datang dalam diri guru sendiri. Dari beberapa
faktor tersebut guru merupakan faktor penentu di samping faktor-faktor yang
lain.
Implementasi
Kurikulum
Kurikulum
tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang di susun dan
dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Dokumen KTSP yang dihasilkan
oleh satuan pendidikan baik sekolah maupun madrasah akan diimplementasikan
dalam bentuk kegiatan pembelajraan. Maka seluruh komponen-komponen sekolah baik
madrasah harus mempersiapkan dengan baik terutama pihak guru. Sedangakan
implementasi kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dapat didefinisikan sebagai
suatu proses penerapan ide, konsep, dan kebijaksanaan kurikulum (kurikulum
potensial) dalam suatu aktifitas pembelajaran, sehingga peserta didik menguasai
seperangakat kompetensi tertentu, sebagai hasil interaksi dengan lingkungan.
Dalam garis besarnya implementasi kurikulum berbasis kompetensi mencakup tiga
kegiatan pokok, yaitu pengembangan program, pelaksanaan pembelajaran, dan
evaluasi.
Adapun
implementasi kurikulum dalam bentuk pembelajaran berdasar Standar Nasional
Pendidikan terutama Standar Proses, sebagaimana dalam peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar
Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, mencakup perencanaan proses
pembelajaraan, pelaksanaan proses pembelajraan, penilaian hasil pembelajaran,
dan pengawasan proses pembelajaran.
1. Perencanaan Proses Pembelajaran
Perencanaan
proses pembelajaraan meliputi silabus dan rencana pembelajaran (RPP) yang
memuat identitas mata pelajaran, standar isi (SK), kompetensi dasar (KD),
indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajran,
penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.
·
Silabus
Silabus
sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran atau tema
pelajaran, SK, KD, materi pembelajraan, kegiatan pembelajaran, indikator
pencapaian kompetensi, penilain, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus
dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan Standar isi dan Standar
Kopetensi Kelulusan.
·
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran
RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan peserta didik dan
upaya mencapai KD. RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam
satu pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan
yang disesuaikan dengan penjadwalan disatuan pendidikan.
Komponen-komponen RPP:
a.
Identitas
mata pelajran
b.
Standar
Kompetensi
c.
Kompetensi
Dasar
d.
Indikator
pencapaian kompetensi
e.
Tujuan pembelajraan
f.
Materi ajar
g.
Alokasi
waktu
h.
Metode
pembelajraan
i.
Kegiatan
Pembelajraan
Dalam
kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga proses:
a.
Pembukaan
Pendahuluan
merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajraan yang ditunjukan
untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
b.
Pembentukan
kompetensi
Pembentukan kompetensi peserta didika merupakan
kegiatan inti pembelajaran, antara lain mencakup penyampaian materi pokok
maupun materi standar, membahas materi standar untuk membentuk kompetensi
pesrta didik. Pembentukan kompetensi ini ditandai dengan keikutsertaan peseta
didik dalam pengelolaan pembelajaran, berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab
mereka dalam penyelengaraan program pembelajaran. Pembentukan kompetensi
mencakup berbagai langkah yang perlu ditempuh oleh peserta didik dan guru
sebagai fasilitator untuk mewujudkan standar kompetensi dasar. Prosedur yang
harus ditempuh adalah:
·
Berdasarkan
kompetensi dasat dan materi standar yang telah dituangkan dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), guru menjelaskan standar secara kompetensi
minimal.
·
Guru meteri
standar secara logis dan sistematis.
·
Membagikan
materi standar dan sumber belajar.
·
Membagikan
lembaran kegiatan untuk setiap peserta didik.
·
Guru
memantau dan memeriksa kegiatan peserta didik dalam mengerjakan lembaran tugas.
·
Setelah
selesai diperiksa bersama-sama dengan cara menukar pekerjaan.
·
Kekeliruan
dan kesalahan jawaban diperbaiki oleh peserta didik.
c. Penutup
Penutup
merupakan kegiatan akhir dalam aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan
untuk mengakhiri yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan,
penilaian dan refleksi, umpan balik dan tindak lanjut.
· Prinsip-prinsip penyusunan RPP
a.
Memperhatikan
perbedaan individu peserta didik. RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan
jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar,
bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus,
kecepatan belajar, latar belakng budaya, norma, nilai dan lingkungan peserta
didik.
b.
Mendorong
partisipasi peserta didikprosese pembelajran dirancanag dengan berpusat pada
peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif,
inspirasi. Kemndirian, dan semangat belajar.
c.
Mengembangkan
budaya membaca dan menulis.
d.
Memberikan
umpan balik dan tindak lanjut. RPP memuat rancangan pemberiaan umpan balik
positif, penguatan,pengayaan, dan remedi.
e.
Keterkaitan
dan keterpaduan. RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan
antara SK, KD, dan materi pembelajaran, kegiatan pembelajran, indikator
pencapaian kompetensi, penilaian dan sumber belajar dalam satu keutuhan
pengalaman belajar.
f.
Menerapkan
teknologi informasi dan komunikasi RPP disusun dengan mempertimbangkan
penerapan teknologi informasi dan komunikasi.
2. Pelaksanaan
Proses Pembelajaran
Persayaratan pelaksanaan proses
pembelajaran
a.
Rombongan
belajar
b.
Beban kerja
minimal guru
c.
Buku teks
pembelajaran
d.
Pengelolaan
kelas
3. Penilaian
Hasil Pembelajraan
Penilaian dilakukan oleh guru terjadap
hasil pembelajaran untuk mengukur tingakat pencapaian kompetensi peserta didik,
serta digunakan sebagai lahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan
memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian dilakukan secara konsisiten,
sistematik, dan terprogram dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk
tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilain hasil
karya berupa tugas, proyek atau produk, portofolio, dan penilain diri. Penilain
hasil pembelajaran menggunakan standar penilain pendidikan dan panduan penilain
kelompok mata pelajaran.
4. Pengawasan
Proses Pembelajaran
a. Pemantauan
Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap
perencanaan, pelaksanaan dan penilain hasil belajar. Pemantauan juga dilakukan
dengan cara diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman
wawancara dan dokumentasi. Sedangakan kegiatan pemantauan dilaksankan oleh
kepala sekolah dan pengawas satuan pendidikan.
b. Supervisi
Sepervisi merupakan
proses pembelajaran yang dilakukan dengan tahapan-tahapan yaitu,
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran. Supervisi
pembalajaran diselenggarakan dengan cara pemberian contoh, diskusi, pelatihan,
dan konsultasi dan juga supervisi dalakukan oleh kepala sekolah dan pengawas
satuan pendidikan.
c. Evaluasi
Evaluasi
proses pembelajaran untuk menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan,
mencakup tahap perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaraan dan penilaian hasil pemebalajaran. Evaluasi proses pembelajaran
diselenggarakan dengan cara: (a). Membendingkan proses pembelajaran yang
dilaksanakan guru satandar proses, (b). Mengidentifikasi kinerja guru dalam
proses pembelajaraan sesuai dengan kompetensi guru.
Prinsip-prinsip
Implementasi Kurikulum :
Dalam implementasi kurikulum, terdapat beberapa prinsip yang menunjang tercapainya keberhasilan, yaitu :
a. perolehan kesempatan yang sama.
Prinsip ini mengutamakan penyediaan tempat yang memberdayakan semua peserta didik secara demokratis dan berkeadilan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Seluruh peserta didik berasal dari berbagai kelompok, termasuk kelompok yang kurang beruntung secara ekonomi dan sosial yang memerlukan bantuan khusus.
b. Berpusat pada anak.
Upaya untuk memandirikan peseta didik untuk belajar, bekerjasama dan menilai diri sendiri sangat diutamakan agar peserta didik mampu membangun kemauan, pemahaman dan pengetahuannya.
c. Pendekatan dan kemitraan.
Seluruh pengalaman belajar dirancang secara berkesinambungan,mulai dari taman kanak – kanak hingga kelas I sampai kelas XII. Pendekatan yang digunakan dalam pengorgaisasian pengalaman belajar berfokus pada kebutuhan peserta didik yang bervariasi dan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu. Keberhasilan pencapaian pengalaman belajar menuntut kemitraan dan tanggung jawab bersama dari peserta didik, guru, sekolah, perguruan tinggi, dunia kerja dan industri, orang tua dan masyarakat.
Dalam implementasi kurikulum, terdapat beberapa prinsip yang menunjang tercapainya keberhasilan, yaitu :
a. perolehan kesempatan yang sama.
Prinsip ini mengutamakan penyediaan tempat yang memberdayakan semua peserta didik secara demokratis dan berkeadilan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Seluruh peserta didik berasal dari berbagai kelompok, termasuk kelompok yang kurang beruntung secara ekonomi dan sosial yang memerlukan bantuan khusus.
b. Berpusat pada anak.
Upaya untuk memandirikan peseta didik untuk belajar, bekerjasama dan menilai diri sendiri sangat diutamakan agar peserta didik mampu membangun kemauan, pemahaman dan pengetahuannya.
c. Pendekatan dan kemitraan.
Seluruh pengalaman belajar dirancang secara berkesinambungan,mulai dari taman kanak – kanak hingga kelas I sampai kelas XII. Pendekatan yang digunakan dalam pengorgaisasian pengalaman belajar berfokus pada kebutuhan peserta didik yang bervariasi dan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu. Keberhasilan pencapaian pengalaman belajar menuntut kemitraan dan tanggung jawab bersama dari peserta didik, guru, sekolah, perguruan tinggi, dunia kerja dan industri, orang tua dan masyarakat.
d. Kesatuan
dalam kebijakan dan keberagaman dalam pelaksanaan.
Standar kompetensi disusun oleh pusat dengan cara pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masing – masing daerah atau sekolah.
Standar kompetensi disusun oleh pusat dengan cara pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masing – masing daerah atau sekolah.
Model
Implementasi kurikulum
Dalam kaitannya dengan fungsi pengelolaan kurikulum, akan dikemukakan model implementasi kurikulum baru. Secara garis besar, model tahapan implementasi kurikulum meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
a. Tahap Perencanaan Implementasi
Tahap ini bertujuan untuk menguraikan visi dan misi atau mengembangkan tujuan implementasi (operasional) yang ingin dicapai. Usaha ini mempertimbangkan metode (tehnik), sarana dan prasarana pencapaian yang akan digunakan, waktu yang dibutuhkan, besar anggaran, personalia yang terlibat dan sistem evaluasi, dengan mempertimbangkan tujuan yang ingin dicapai beserta situasi, kondisi serta faktor internal dan eksternal.
b. Tahap Pelaksanaan Implementasi
Tahap ini bertujuan untuk melaksanakan blue print yang telah disusun dalam fase perencanaan, dengan mengunakan sejumlah teknik dan sumber daya yang ada dan telah ditentukan pada tahap perencanaan sebelumnya. Jenis kegiatan dapat bervariasi sesuai dengan kondisi yang ada.
Teknik yang digunakan, alat bantu yang dipakai, lamanya waktu pencapaian kegiatan, pihak yang terlibat serta besarnya anggaran yang telah dirumuskan dalam tahap perencanaan diterjemahkan kembali dalam praktik.
Pelaksanaan dilakukan oleh suatu tim terpadu menurut departemen/divisi/seksi masing – masing atau gabungan, bergantung pada perencanaan sebelumnya. Hasil dari pekerjaan ini adalah tercapainya tujuan – tujuan kegiatan yang telah ditetapkan. Secara umum, hasilnya akan meningkatkan pemanfaatan dan penerapan kurikulum.
c. Tahap Evaluasi Implementasi.
Tahap ini bertujuan untuk melihat dua hal. Pertama, melihat proses pelaksanaan yang sedang berjalan sebagai fungsi kontrol, apakah pelaksanaan evaluasi telah sesuai dengan rencana dan sebagai fungsi perbaikan jika selama proses terdapat kekurangan. Kedua, melihat hasil akhir yang dicapai. Hasil akhir ini merujuk pada kriteria waktu dan hasil yang dicapai dibandingkan terhadap fase perencanaan. Evaluasi dilaksanakan menggunakan suatu metode, sarana dan prasarana, anggaran personal dan waktu yang ditentukan dalam tahap perencanaan.
Dalam kaitannya dengan fungsi pengelolaan kurikulum, akan dikemukakan model implementasi kurikulum baru. Secara garis besar, model tahapan implementasi kurikulum meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
a. Tahap Perencanaan Implementasi
Tahap ini bertujuan untuk menguraikan visi dan misi atau mengembangkan tujuan implementasi (operasional) yang ingin dicapai. Usaha ini mempertimbangkan metode (tehnik), sarana dan prasarana pencapaian yang akan digunakan, waktu yang dibutuhkan, besar anggaran, personalia yang terlibat dan sistem evaluasi, dengan mempertimbangkan tujuan yang ingin dicapai beserta situasi, kondisi serta faktor internal dan eksternal.
b. Tahap Pelaksanaan Implementasi
Tahap ini bertujuan untuk melaksanakan blue print yang telah disusun dalam fase perencanaan, dengan mengunakan sejumlah teknik dan sumber daya yang ada dan telah ditentukan pada tahap perencanaan sebelumnya. Jenis kegiatan dapat bervariasi sesuai dengan kondisi yang ada.
Teknik yang digunakan, alat bantu yang dipakai, lamanya waktu pencapaian kegiatan, pihak yang terlibat serta besarnya anggaran yang telah dirumuskan dalam tahap perencanaan diterjemahkan kembali dalam praktik.
Pelaksanaan dilakukan oleh suatu tim terpadu menurut departemen/divisi/seksi masing – masing atau gabungan, bergantung pada perencanaan sebelumnya. Hasil dari pekerjaan ini adalah tercapainya tujuan – tujuan kegiatan yang telah ditetapkan. Secara umum, hasilnya akan meningkatkan pemanfaatan dan penerapan kurikulum.
c. Tahap Evaluasi Implementasi.
Tahap ini bertujuan untuk melihat dua hal. Pertama, melihat proses pelaksanaan yang sedang berjalan sebagai fungsi kontrol, apakah pelaksanaan evaluasi telah sesuai dengan rencana dan sebagai fungsi perbaikan jika selama proses terdapat kekurangan. Kedua, melihat hasil akhir yang dicapai. Hasil akhir ini merujuk pada kriteria waktu dan hasil yang dicapai dibandingkan terhadap fase perencanaan. Evaluasi dilaksanakan menggunakan suatu metode, sarana dan prasarana, anggaran personal dan waktu yang ditentukan dalam tahap perencanaan.
Bagaimana implementasi kurikulum
di sekolah-sekolah di Indonesia? Apakah pelaksanaannya sudah sesuai dengan prinsip-prinsip
Implementasi kurikulum? Menurut pendapat anda apakah guru-guru di sekolah sudah melakukan implementasi kurikulum dengan baik?
Ada 6.221 sekolah yang sudah menerapkan/mengimplementasika Kurikulum 2013 selama tiga semester lebih di indonesia maka sekolah-sekolah inilah yang kemudian dijadikan sebagai sekolah percontohan serta sarana untuk mengembangkan dan menyempurnakan Kurikulum 2013.
BalasHapusProses penyempurnaan Kurikulum 2013 tidak berhenti, akan diperbaiki dan dikembangkan, serta dilaksanakan di sekolah-sekolah percontohan yang selama ini telah menggunakan Kurikulum 2013 selama tiga semester terakhir.
sebenarnya sudah sesuai prinsip-prinsip implementasi kurikulum, ada sebagian sekolah dan guru mengimplementasikan kurikulum 2013 sesuai perubahan yang terjadi . saya contohkan sebagai berikut:
Dalam Kurikulum 2013 dikenal dengan Pendekatan Scientific. Pendekatan ini lebih menekankan pada pembelajaran yang mengaktifkan siswa. Pendekatan ini paling tidak dilaksanakan dengan melibatkan tiga model pembelajaran, di antaranya problem based learning, project based learning dan discovery learning. Ketiga model ini akan menunjang how to do yang dielu-elukan dalam Kurikulum 2013.
Pada dasarnya, ketiga model pembelajaran yang diharapkan terlaksana dalam Kurikulum 2013 tersebut, sudah dijalankan sebagian guru dalam pembelajaran selama ini. Model pembelajaran tersebut pun bukan lagi model lama yang mesti dipelajari guru. Kemudian muncul anggapan bahwa pembelajaran yang terjadi tidak bisa menghadirkan suasana nyaman pada siswa, hak itu kembali pada proses pembelajaran. Jangan pernah lupa; bahwa siswa punya tingkatan tersendiri dalam diri mereka. Ada yang diam. Ada yang aktif. Ada yang bandel. Ada yang malas. Soal kebodohan yang kata yang sama makna dengannya itu tidaklah ada dalam kamus pendidikan. Bodoh hanya milik orang-orang malas belajar dan membuang waktu percuma dengan berbagai masalah yang semakin terlarut dalam waktu. Maka, pelaksanaan Kurikulum 2013 pun akan mengalami hal yang serupa di kurikulum terdahulu jika paradigma masyarakat kita khususnya pelajar masih beranggapan bahwa guru adalah segala. Proses pembelajaran bukanlah mau guru dan mau kurikulum, guru hanya merencanakan dengan membuat skenario, kemudian guru menjadi sutradara, tinggal siswa-siswi yang berperan sesuai karakter yang sudah ditentukan. Hal yang mudah, dan sudah dilakukan selama ini bukan hanya di Kurikulum 2013 semata.
Implementasi Kurikulum merupakan suatu proses penerapan konsep, ide, program, atau tatanan kurikulum kedalam praktek pembelajaran atau aktivitas-aktivitas baru sehingga terjadi perubahan pada sekelompok orang diharapkan untuk berubah.seperti yang sama -sama kita ketahui bahwa ada tiga prinsip implentasi kurikulum yaitu :
BalasHapus1. perolehan kesempatan yang sama.
Prinsip ini mengutamakan penyediaan tempat yang memberdayakan semua peserta didik secara demokratis dan berkeadilan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.
2. Berpusat pada anak.
Upaya untuk memandirikan peseta didik untuk belajar, bekerjasama dan menilai diri sendiri sangat diutamakan agar peserta didik mampu membangun kemauan, pemahaman dan pengetahuannya.
3. Pendekatan dan kemitraan.
Seluruh pengalaman belajar dirancang secara berkesinambungan,mulai dari taman kanak – kanak hingga kelas I sampai kelas XII
Nah. Semua kurikulum baik kurikulum KTSP atau kurikulum yang sekarang ini pasti berpaku pada prinsip diatas, jadi setiap pengimplementasian kurikulum pasti berpaku pada prinsip" diatas, tinggal bagaimana cara penerapanya dan menurut saya pelaksanaannya sudah sesuai dengan prinsip-prinsip Implementasi kurikulum
Kemudian apakah guru-guru di sekolah sudah melakukan implementasi kurikulum dengan baik? menurut saya sudah tinggal bagaimana memaksimalkannya saja.
Menurut saya implementasi kurikulum telah sesuai prosedur, sehingga dapat dikatakan kalau implementasi disekolah di Indonesia telah sesuai dengan prinsip implementasi. Disamping itu juga terdapat pengawasan dari tim ahli dalam kurikulum yang memandu dan melakukan pelatihan kepada pendidik dan institusi demi terselenggaranya implementasi kurikulum secara paripurna.
BalasHapus-------------------------------------------------------
Jika ditanya saat ini, mungkin bisa dikatakan bahwa kurikulum telah diimplementasikan dengan baik. Memang implementasi kurikulum (spesifik ke K-13) telah sampai umur 4 tahun dari tanggal dirilisnya sehingga kesalahan dan kekeliruan yang terjadi saat implementasi menjadi semakin berkurang. Pelatihan dan peningkatan kemampuan dalam meng-implementasikan kurikulum ini pun gencar dilakukan untuk mendapatkan pendidik yang mahir dan ahli.
Menurut pendapat saya kurikulum di Indonesia sudah sesuai dengan prinsip implementasi kurikulum. Karena sejak awal diterapkannya di tahun 2013 hingga saat ini selalu diadakan revisi utk perbaikan. Sebagian besar guru sdh bisa mengimplementasikan kurikulum ini. Setiap tahun selalu diadakan pelatihan, workshop dan IHT utk implementasi kurikulum.
BalasHapussebagian besar guru dan sekolah telah mampu mengimplementasikan kurikulum 2013. namun masih ada beberapa yang belum mampu mengimplementasikannya secara maksimal. seperti yang kita ketahui,pada kurikulum 2013 siswa di harapkan dapat aktif. pembelajaran bukan lagi teacher center namun sudah student center. di beberapa sekolah,guru telah mampu menerapkan hal ini. guru telah mampu mengubah dirinya dari "sumber informasi" menjadi "fasilitator guna mendapat informasi". walau begitu,tentu saja masih ada beberapa guru yang belum mampu mengimplementasikan kurikulum secara maksimal. namun begitu,untuk memaksimalkan implementasi kurikulum ini,setiap tahun selalu ada pelatihan serta workshop guna untuk mengimplementasikan kurikulum.
BalasHapusMenurut pendapat saya kurikulum di Indonesia sudah sesuai dengan prinsip implementasi kurikulum. Tapi meskipun begitu, tetap saja masih ada beberapa guru yang belum mengimplementasikan kurikulum secara maksimal. Untuk memaksimalkannya, dapat diadakan pelatihan atau penyusunan program kerja.
BalasHapus