Langsung ke konten utama

Landasan Filosofi Kurikulum

Fungsi filosofi dapat dipahami sebagai titik awal dalam pengembangan kurikulum, atau fungsi yang saling tergantung dengan fungsi lain dalam pengembangan kurikulum. John Dewey mewakili sekolah pemikiran pertama. Dia berpendapat bahwa filsafat mungkin didefinisikan sebagai teori umum pendidikan dan bahwa filsafat adalah untuk menyediakan kerangka untuk tujuan dan metode sekolah. Bagi Dewey, filsafat adalah cara berpikir memberi makna bagi kehidupan kita. Ini bukan hanya titik awal sekolah, tapi juga penting semua kegiatan kurikulum.

Dalam kerangka kurikulum Ralph Tyler, filsafat umumnya merupakan satu dari lima kriteria yang digunakan dalam memilih tujuan pendidikan. Hubungan antara filsafat dan kriteria lainnya studi tentang peserta didik, studi tentang kehidupan kontemporer, saran dari spesialis subjek, dan psikologi pembelajaran. Dipengaruhi oleh Dewey, tampaknya Tyler tempat lebih penting lagi pada filsafat daripada kriteria lain untuk mengembangkan tujuan pendidikan. Dia menulis, Filosofi pendidikan dan sosial tempat sekolah berkomitmen untuk melayani layar pertama untuk mengembangkan program sosial. Dia menyimpulkan bahwa filosofi berusaha mendefinisikan sifat kehidupan yang baik dan masyarakat yang baik dan bahwa filsafat pendidikan dalam masyarakat demokratis cenderung menekankan nilai-nilai demokrasi yang kuat di sekolah.

Landasan Filosofis merupakan asumsi-asumsi tentang hakikat realitas, hakikat manusia, hakikat pengetahuan, dan hakikat nilai yang menjadi titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. Asumsi-asumsi filosofis tersebut berimplikasi pada rumusan tujuan pendidikan, pengembangan isi atau materi pendidikan, penentuan strategi, serta pada peranan peserta didik dan peranan pendidikan.

Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum ialah pentingnya rumusan yang didapatkan dari hasil berpikir secara mendalam, analisis, logis, sistematis dalam merencanakan, melaksanakan, membina dan mengembangkan kurikulum baik dalam bentuk kurikulum sebagai rencana (tertulis), terlebih kurikulum dalam bentuk pelaksanaan di sekolah.

Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan kurikulum. Sama halnya seperti dalam Filsafat Pendidikan, kita dikenalkan pada berbagai aliran filsafat, seperti: perenialisme, essensialisme, eksistesialisme, progresivisme, dan rekonstruktivisme. Dalam pengembangan kurikulum pun senantiasa berpijak pada aliran–aliran filsafat tertentu, sehingga akan mewarnai terhadap konsep dan implementasi kurikulum yang dikembangkan. 

1. Perenialisme lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan keindahan dari pada  warisan budaya dan dampak sosial tertentu. Pengetahuan dianggap lebih penting dan kurang memperhatikan kegiatan sehari-hari. Pendidikan yang menganut faham ini menekankan pada kebenaran absolut , kebenaran universal yang tidak terikat pada tempat dan waktu. Aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu.
Tokoh-tokoh Perenialisme adalah :
Plato. Tujuan utama pendidikan adalah membina pemimpin yang sadar akan asas normative dan melaksanakannya dalam semua aspek kehidupan
Aristoteles. Ia menganggap penting pembentukan kebiasaan pada tingkat pendidikan usia muda dalam menanamkan kesadaran menurut aturan moral
Thomas Aquinas. Thomas berpendapat pendidikan adalah menuntun kemampuan-kemampuan yang masih tidur menjadi aktif atau nyata tergantung pada kesadaran tiap-tiap individu. Seorang guru bertugas untuk menolong membangkitkan potensi yang masih tersembunyi dari anak agar menjadi aktif dan nyata.

2. Essensialisme menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberian pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna. Matematika, sains dan mata pelajaran lainnya dianggap sebagai dasar-dasar substansi kurikulum yang berharga untuk hidup di masyarakat. Sama halnya dengan perenialisme, essesialisme juga lebih berorientasi pada masa lalu.

3. Eksistensialisme menekankan pada individu sebagai sumber pengetahuan tentang hidup dan makna. Untuk memahami kehidupan seseorang mesti memahami dirinya sendiri. Aliran ini mempertanyakan : bagaimana saya hidup di dunia ? Apa pengalaman itu ?

4. Progresivisme menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual, berpusat pada peserta didik, variasi pengalaman belajar dan proses. Progresivisme merupakan landasan bagi pengembangan belajar peserta didik aktif.

5. Rekonstruktivisme merupakan elaborasi lanjut dari aliran progresivisme. Pada rekonstruktivisme, peradaban manusia masa depan sangat ditekankan. Di samping menekankan tentang perbedaan individual seperti pada progresivisme, rekonstruktivisme lebih jauh menekankan tentang pemecahan masalah, berfikir kritis dan sejenisnya. Aliran ini akan mempertanyakan untuk apa berfikir kritis, memecahkan masalah, dan melakukan sesuatu? Penganut aliran ini menekankan pada hasil belajar dari pada proses. 

Bagaimana pengaruh landasan filosofi kurikulum terhadap pengembangan kurikulum? Jika dalam pengembangan kurikulum tidak berdasarkan landasan filosofi kurikulum apakah tujuan pendidikan akan tercapai dan apakah akan berpengaruh pada kualitas pendidikan?

Komentar

  1. menurut pendapat saya landasan filosofi kurikulum sangat berpengaruh terhadap pengembangan kurikulum. karena landasan filosofi kurikulum itu sebagai sebuah sistem nilai yang menjadi dasar menentukan tujuan pendidikan. Hal ini mengandung arti bahwa pandangan hidup atau sistem nilai yang dianggap baik dan dijadikan pedoman bagi masyarakat akan tercermin dalam tujuan pendidikan yang harus dicapai, karena kurikulum pada hakikatnya berfungsi untuk mempersiapkan anggota masyarakat yang dapat mempertahankan, mengembangkan diri dan dapat hidup dalam sistem nilai masyarakatnya sendiri.
    tujuan pendidikan itu tercapai atau tidaknya sesuai dengan usaha sadar dari pengembang kurikulumnya dan juga berpedoman pada landasan filosofi kurikulum.
    jika kita dalam penyusunan kurikulum tidak didasarkan pada landasan kurikulum yang kuat maka dapat berakibat fatal terhadap kegagalan pendidikan itu sendiri.

    BalasHapus
  2. sangat berpengaruh karena kurikulum pada hakikatnya adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan, karena tujuan pendidikan sangat dipengaruhi oleh filsafat. Filsafat memegang peranan penting dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum.
    tujuan pendidikan dalam pengembangan kurikulum tidak berdasarkan landasan filosofi kurikulum akan tetap tercapai berdasarkan pengembangan kurikulum yang berlaku. pencapaian kualitas pendidikan tidak hanya berpatokan pada kurikulum saja. akan tetapi juga diiringi dengan faktor penunjang lain. contohnya peningkatan sarana dan prasarana penunjang, serta peningkatan kualitas tenaga pendidik.

    BalasHapus
  3. Landasan filosofi menjadi dasar penyusunan dan pengembangan kurikulum. Negara maju bidang pendidikan seperti Finlandia tidak menggunakan kurikulum tp tujuan pendidikan tercapai. Pengaruh landasan filosofi terhadap tujuan pendidikan tidak signifikan.

    BalasHapus
  4. kurikulum senantiasa bertalian erat dengan filsafat pendidikan, karena filsafat pendidikan mengandung nilai-nilai atau cita-cita masyarakat. Berdasarkan cita-cita tersebut terdapat landasan, mau dimana kemana pendidikan peserta didik. Filsafat pendidikan menggambarkan manusia yang ideal yang diharapkan oleh masyarakat. Filsafat pendidikan menjadi landasan dan sumber untuk menentukan arah dan tujuan yang hendak di capai dengan alat yang di sebut kurikulum.

    BalasHapus
  5. Landasan filosofi kurikulum memiliki peranan yang sangat signifikan terhdap pengembangan kurikulum, sehingga apabila kurikulum diibaratkan sebagai sebuah bangunan gedung atau rumah yang tidak menggunakan landasan atau pondasi yang kuat, maka ketika diterpa angin atau terjadi goncangan yang kencang, bangunan tersebut akan mudah roboh. Demikian pula dengan halnya kurikulum, apabila tidak memiliki dasar pijakan yang kuat, maka kurikulum terebut akan mudah terombang-ambing dan yang menjadi taruhannya adalah manusia sebagai peserta didik yang dihasilkan oleh pendidik itu sendiri.

    BalasHapus
  6. Filsafat merupakan pusat kurikulum. Filosofi sekolah dan kinerja sekolah mempengaruhi tujuan, isi, dan pengorganisasian kurikulumnya. Isu filosofis selalu berdampak pada sekolah dan masyarakat. Masyarakat dan sekolah kontenporer berubah dengan cepat. Kebutuhan khusus untuk meninjau kembali filosofi pendidikan berlangsung terus-menerus.
    William Van Til mengatakan bahwa, "Sumber arah kita ditemukan dalam filosofi panduan kita.Tanpa filsafat, kita membuat pemikiran terbatas"
    Dalam kerangka kurikulum menurut Ralph Tyler, filsafat umumnya merupakan satu dari lima kriteria yang digunakan dalam memilih "tujuan pendidikan."Tyler menempatkan filsafat sebagai aspek yang lebih penting daripada kriteria lain untuk mengembangkan tujuan pendidikan.

    (Hunkins.P.Francis, dan Ornstein.C. Allan-Curriculum: Foundations, Principles, and Issues)

    Jadi berdasarkan literatur diatas saya berkesimpulan bahwa Jika dalam pengembangan kurikulum tidak berdasarkan landasan filosofi maka tujuan pendidikan akan kehilangan arah atau bahkan tidak tercapai.

    BalasHapus
  7. Pengaruh landasan filosofi kurikulum dengan pengembangan kurikulum seperti halnya akar pohon yang menahan batang dan daun pohon sehingga pohon tetap berdiri kokoh. Sebagai akar, landasan filosofis berperan sebagai penopang dan tempat berpijak dari pengembangan kurikulum.
    Maka dari itu jika dalam pengembangan kurikulum tidak berdasarkan landasan filosofi kurikulum maka tidak akan ada tujuan kurikulum yang terbentuk, jika tidak ada tujuan maka tidak akan ada pendidikan karena pastinya akan ngambang gak jelas. Maka kualitas pendidikan pun tidak dapat dinilai (sama dengan 0)

    BalasHapus
  8. menurut pendapat saya landasan filosofi kurikulum sangat berpengaruh terhadap pengembangan kurikulum. Hal ini dikarenakan landasan filosofi kurikulum itu sebagai sebuah sistem nilai yang menjadi dasar menentukan tujuan pendidikan. Hal ini mengandung arti bahwa pandangan hidup atau sistem nilai yang dianggap baik dan dijadikan pedoman bagi masyarakat akan tercermin dalam tujuan pendidikan yang harus dicapai, karena kurikulum pada hakikatnya berfungsi untuk mempersiapkan anggota masyarakat yang dapat mempertahankan, mengembangkan diri dan dapat hidup dalam sistem nilai masyarakatnya sendiri.
    Jika dalam pengembangan kurikulum tidak berdasarkan landasan filosofi maka tujuan pendidikan tidak akan tercapai.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merancang dan Melakukan Evaluasi Formatif

Konsep Konsep utama yang mendasari bab ini adalah evaluasi formatif, yaitu Proses perancang digunakan untuk mendapatkan data untuk merevisi instruksi mereka agar yang dibuat  lebih efisien dan efektif. Penekanannya adalah pada pengumpulan dan analisis data dan revisi instruksi. Bila versi terakhir dari instruksi tersebut adalah diproduksi, evaluator lain mungkin mengumpulkan data untuk menentukan keefektifannya. Ini Jenis evaluasi terakhir sering disebut sebagai evaluasi sumatif: sumatif dalam instruksi itu sekarang dalam bentuk akhirnya, dan tepat untuk membandingkannya dengan bentuk instruksi serupa lainnya. Ada tiga tahap dasar evaluasi formatif. Pertama, dalam evaluasi satu-ke-satu atau evaluasi klinis, perancang bekerja dengan pembelajar individual untuk mendapatkan data yang akan direvisi bahannya. Tahap kedua evaluasi formatif adalah evaluasi kelompok kecil. Sekelompok delapan sampai dua puluh peserta didik mewakili populasi sasaran mempelajari bahan mereka sendiri...

Desain Sistem Instruksional

Sistem instruksional adalah suatu kombinasi dari komponen-kompnen system instruksional dan pola pengelolaan yang tertentu, y ang telah disusun dalam suatu de sain atau seleksi, dan dalam pemakaian untuk menghasilkan belajar yang direncanakan dan terkontrol. Sistem instruksional adalah pengaturan seluruh sumber daya dan prosedur untuk mempromosikan belajar. Desain instruksional adalah proses sistematis untuk mengembangkan system pembelajaran dan pengembangan instruks ional adalah proses penerapan si stem atau rencana instruksional. Pengembangan instruksional adalah implementasi dari perancangan/perencanaan instruksional.  Desain merupakan kerangka, bentuk atau rancangan langkah pertama dalam fase pengembangan bagi setiap produk atau sistem yang direkayasa. Desain juga dapat didefinisikan berbagai proses aplikasi berbagai teknik dan prinsip bagi tujuan pendefinisian suatu perangkat, suatu proses atau sistem dalam detail yang memadai untuk memungkinkan realisasi fisiknya. Tuj...

Landasan Sosial Kurikulum

Pendidikan merupakan sarana utama untuk mensukseskan pembangunan nasional, karena dengan pendidikan diharapkan dapat mencetak sumber daya manusia berkualitas yang dibutuhkan dalam pembangunan. Peran pendidikan dalam masyarakat adalah meningkatkan peranan mereka sebagai warga masyarakat, baik yang berkaitan dengan kewajiban maupun dengan hak mereka. Dalam rangka pendidikan seumur hidup misalnya, warga belajar bisa belajar tentang apa saja sesuai dengan minat dan bakat mereka, sehingga pemahaman, keterampilan tertentu, dan sikap mereka semakin meningkat. Hal ini membuat mereka merasa semakin mantap sebagai warga negara (Made Pidarta, 1997 : 170) Dalam konteks pendidikan, kurikulum merupakan suatu elemen penting yang menentukan kuatnya pengaruh pendidikan. Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan. Sebagai suatu rancangan, kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan. Kita maklumi bahwa pendidikan merupakan usaha mempersiapkan peserta didik untuk terju...