Kurikulum dapat
diartikan dengan beragam variasi. Ada yang memandangnya secara sempit, yaitu
kurikulum sebagai kumpulan mata pelajaran atau bahan ajar. Ada yang
mengartikannya secara luas, meliputi semua pengalaman yang diperoleh siswa
karena pengarahan, bimbingan dan tanggung jawab sekolah. Kurikulum juga
diartikan sebagai dokumen tertulis dari suatu rencana atau program pendidikan,
dan juga sebagai pelaksanaan dari rencana yang sudah direncanakan. Tidak semua
yang ada dalam kurikulum tertulis, kemungkinan dilaksanakan dikelas.
Kurikulum dapat
mencakup lingkup yang sangat luas, yaitu sebagai program pengajaran pada suatu
jenjang pendidikan, dan dapat pula menyangkut lingkup yang sempit, seperti
program pengajaran suatu mata pelajaran untuk beberapa macam mata pelajaran.
Apakah dalam lingkup yang luas atau sempit, kurikulum membentuk desain yang
menggambarkan pola organisasi dari komponen-komponen kurikulum dengan
perlengkapan penunjangnya.
Komponen
adalah bagian yang integral dan fungsional yang tidak terpisahkan dari suatu
sistem kurikulum karena komponen itu sendiri mempunyai peranan dalam
pembentukan sistem kurikulum. Sebagai sebuah sistem, kurikulum mempunyai
komponen-komponen. Seperti halnya dalam sistem manapun, kurikulum harus
mempunyai komponen lengkap dan fungsional baru bisa dikatakan baik. Sebaliknya
kurikulum tidak dikatakan baik apabila didalamnya terdapat komponen yang tidak
lengkap sekarang dipandang kurikulum yang tidak sempurna.
Manakala salah satu
komponen yang membentuk sistem kurikulum terganggu atau tidak berkaitan dengan
komponen lainnya, maka sistem kurikulum secara keseluruhan juga akan
tergganggu.
- Komponen Tujuan
Komponen tujuan
berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan. Dalam skala makro, rumusan
tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau sistem nilai yang dianut
masyarakat. Bahkan, rumusan tujuan yang menggambarkan suatu masyarakat yang di
cita – citakan, misalkan, filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat
Indonesia adalah pancasila, maka tujuan yang diharapkan tercapai oleh suatu
kurikulum adalah terbentuknya masyarakat yang pancasilais. Dalam skala mikro,
tujuan kurikulum berhubungan dengan misi dan visi sekolah serta tujuan yang
lebih sempit, seperti tujuan setiap mata pelajaran dan tujuan proses pembelajaran.
- Komponen Isi/ Materi Pelajaran
Isi kurikulum
merupakan komponen yang berhubungan dengan pengalaman belajar yang harus
dimiliki siswa. Isi kurikulum itu menyangkut semua aspek baik yang berhubungan
dengan pengetahuan atau materi pelajaran yang biasanya tergambarkan pada isi
setiap materi pelajaran yang diberikan maupun aktivitas dan kegiatan siswa.
Baik materi maupun aktivitas itu seluruhnya diarahkan untuk mencapai tujuan
yang ditentukan.
- Komponen Metode/ Strategi
Strategi dan metode
merupakan komponen ketiga dalam pengembangan kurikulum. Komponen ini merupakan
komponen yang memiliki peran yang sangat penting, sebab berhubungan dengan
implementasi kurikulum. Bagaimana bagus dan idealnya tujuan yang harus dicapai
tanpa strategi yang tepat untuk mencapainya, maka maka tujuan itu tidak mungkin
dapat tercapai. Strategi meliputi rencana, metode dan perangkat kegiatan yang
direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Sejalan dengan pendapat diatas, T.
Rajakoni mengartikan strategi pembelajaran sebagai pola dan urutan umum
perbuatan guru-siswa dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan.
Dari kedua pengertian
diatas, ada dua hal yang patut kita cermati. Pertama, strategi pembelajaran
merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan
pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti
penyusunan atau strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja,
belum sampai pada tindakan. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan
tertentu. artinya, arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah
pencapaian tujuan. Dengan demikian penyusunan langkah – langkah pembelajaran,
pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam
upaya pencapaian tujuan.
Upaya untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan
yang telah disusun tercapai secara optimal, dinamakan metode. Ini berarti
metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan
demikian, bisa jadi satu strategi pembelajaran digunakan beberapa metode.
Misalnya untuk melaksanakan strategi ekspositori bisa digunakan metode ceramah
sekaligus metode tanya jawab atau bahkan diskusi dengan pemanfaatan sumber daya
yang tersedia termasuk menggunakan media pembelajaran. Oleh karena itu,
strategi berbeda dengan metode. Strategi menunjuk pada a plan of operation
achieving something, sedangkan metode adalah a way in achieving
something.
Istilah lain juga
yang memiliki kemiripan dengan strategi adalah pendekatan (approach).
Sebenarnya pendekatan berbeda dengan strategi maupun metode. Pendekatan dapat
diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran.
Roy Killen (1998) misalnya, mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu
pendekatan yang berpusat pada guru (teacher centered approach) dan
pendekatan yang berpusat pada siswa (student centered approach).
Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct
instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori.
Sedangkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi
pembelajaran discovery dan inquiry serta strategi pembelajaran
induktif. Dengan demikian, istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Oleh karena itu,
strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau tergantung
dari pendekatan tertentu.
- Komponen Evaluasi
Evaluasi merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari kurikulum. Melalui evaluasi, dapat ditentukan
nilai dan arti kurikulum sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan apakah
suatu kurikulum perlu dipertahankan atau tidak, dan bagian – bagian mana yang
harus disempurnakan. Evaluasi merupakan komponen untuk melihat efektivitas
pencapaian tujuan. Dalam konteks kurikulum, evaluasi dapat berfungsi untuk
mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum, atau
evaluasi digunakan sebagai umpan balik dalam perbaikan strategi yang
ditetapkan. Kedua fungsi tersebut menurut Scriven (1967) adalah evaluasi
sebagai fungsi sumatif dan evaluasi sebagai fungsi formatif. Evaluasi sebagai
alat untuk melihat keberhasilan pencapaian tujuan dapat dikelompokkan kedalam
dua jenis, yaitu tes dan nontes.
Bagaimana keterkaitan
antara komponen-komponen kurikum dalam pengembangan kurikulum?
Komponen-komponen kurikulum memegang peranan penting dalam hal pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum pada hakekatnya adalah proses penyusunan rencana tentang isi dan bahan pelajaran yang harus dipelajari serta bagaimana cara mempelajarinya. Otomatis secara tidak langsung isi dan bahan pelajaran ini lah yang dimaksud dengan komponen-komponen kurikulum, Oleh karena itu komponen-komponen kurikulum akan mmegang peranan penting dalam hal pengembangan kurikulum.
BalasHapusSeluruh komponen kurikulum saling terkait dan memberikan peranan penting dalam pengembangan kurikulum.
BalasHapusTujuan, isi, metode dan evaluasi saling berkaitan hingga tidak mampu dipisahkan satu dg yg lainnya.